Apa Itu Radical Candor? Cara Memberi Feedback yang Baik Pada Tim

Table of Contents

Punya kebiasaan bicara jujur dan apa adanya? Itu bisa jadi modal besar buat memberi feedback yg baik pada tim kamu dengan prinsip radical candor, lho!

Memberi feedback bisa berimbas negatif maupun positif. Butuh prinsip yang tepat.

Leader kudu mampu mendatangkan suasana kondusif di tempat kerja. Jadinya, para karyawan bisa kerja nyaman dan produktif. Salah satu caranya adalah lewat komunikasi. Namun, apakah gaya komunikasi yang Leader terapin efektif? Kalau masih belum, Leader perlu tahu yang namanya radical candor.

Apa Itu Radical Candor?

Radical candor atau keterusterangan yang radikal merupakan metode yang dikembangkan oleh penulis dan sekaligus konsultan terkenal bernama Kim Malone Scott. Sosok dari penulis yang satu ini ga main-main karena pernah menempati posisi sebagai seorang eksekutif di Google dan berpengalaman sebagai bagian dari Apple.

Dalam konsep ini, Scott Kim ngedorong para pemimpin dalam perusahaan buat bersikap jujur dan terbuka. Leader ga perlu nutup-nutupin keburukan seseorang. Sebaliknya, Leader bisa nyampein sesuatu apa adanya. Hal yang perlu Leader catat, jujur ga mesti ngebuat orang lain tersinggung. Namun, kejujuran itu buat modal mereka memperbaiki sikap.

Radical Candor = Peduli dan Jujur

Dalam bukunya yang berjudul Radical Candor: Be a Kickass Boss Without Losing Your Humanity, Kim Scott mengatakan kalau metodenya itu bisa bikin seseorang jadi bos yang baik. Caranya, Leader perlu memperlihatkan sikap peduli secara pribadi. Selain itu, Leader memberikan tantangan secara langsung kepada karyawan.

Kim Scott menggambarkan framework sederhana yang memudahkan Leader biar bisa paham apa itu radical candor dengan mudah. Terdapat empat kuadran dalam framework tersebut, yaitu:

  1. Ruinous empathy. Pada kondisi ini, emang punya kepedulian ke orang lain. Bahkan, Leader bersikap baik banget sama mereka. Saking baiknya, Leader jadi ngerasa ga enak kalau pengen ngutarain hal yang jujur.
  2. Manipulative insincerity. Sikap manipulative insincerity nunjukin kalau Leader ga mau tahu dan ga jujur. Sikap ini ga jauh beda dengan orang yang nusuk dari belakang.
  3. Obnoxious aggression. Terkadang, Leader akan menjumpai orang yang biasa berterus terang dan ngomong apa adanya. Di waktu yang sama, mereka itu ga peduli sama Leader. Jadinya, ya orang kayak gini bikin kesel aja bisanya.
  4. Radical candor. Terakhir adalah sikap berterus terang dan sekaligus peduli. Ini yang dimaksud dengan keterusterangan yang radikal.
4 Kuadran Radical Candor

Biar Leader jadi lebih paham, ini contoh dari masing-masing kuadran dalam konsep radical candor:

Misalnya, ada salah satu karyawan tugasnya ga selesai. Bagaimana sikap Leader sebagai pemimpin?

  • Ruinous empathy: Leader pilih diam saja. Leader takut kalau kata-katamu akan menyakiti karyawan.
  • Manipulative insincerity: Leader memilih diam. Tujuannya biar karyawan itu ngerasa kalau Leader melindungi dirinya.
  • Obnoxious aggression: “Hei, Leader ini gimana? Masa tugas kayak gini aja gak selesai-selesai,” sambil mengatakannya di depan karyawan lain.
  • Radical candor: Leader memilih buat manggil karyawan itu secara personal dan mengatakan permasalahan terkait tugas yang belum selesai.

Sampai di sini, Leader udah paham dengan perbedaan dari masing-masing kuadran, kan?

Sikap Jujur dan Peduli yang Sesuai Konsep Radical Candor

Memberi kritik adalah kewajiban moral buat seorang pemimpin. Oleh karenanya, Leader perlu mengatakan secara apa adanya pada mereka. Di waktu yang sama, Leader perlu kasih mereka bimbingan. Tujuannya, biar mereka bisa perbaikin kesalahan.

Ada beberapa poin penting yang kudu Leader perhatikan kalau ingin nerapin metode radical candor di tempat kerja, yaitu:

  1. Utamakan sikap rendah hati. Saat berbicara dengan karyawan, jangan memperlihatkan sikap yang sombong dan kesan ngerendahin mereka.
  2. Membantu. Kalau cuma nunjukin kesalahan, semua orang juga bisa. Karena Leader seorang pemimpin, kasih tahu solusi yang bisa digunain karyawan buat memperbaiki kekeliruannya.
  3. Segera. Kritik yang efektif itu kalau diungkapkan dengan segera. Kalau ga, bisa jadi kritik tersebut malah dianggep angin lalu.
  4. Jaga perasaan. Jangan sampai membuat malu karyawan di depan umum. Kalau Leader ingin memberi seseorang kritik, sampaikan secara personal. Sebaliknya, kalau Leader pengen memuji kinerja karyawan, laksanakan di depan umum.
  5. Tak menyerang pribadi. Terakhir, Leader perlu memastikan ga menyerang pribadi karyawan. Namun, Leader ngritik perilakunya.

Nah, sekarang Leader udah tahu apa itu radical candor, kan? Dengan metode ini, Leader bisa punya hubungan kedekatan yang baik dengan para karyawan.

Leave a Comment