Bagaimana Cara Evaluasi Performa Anggota Tim yang Benar Tiap Bulan?

Table of Contents

Bingung saat harus bikin evaluasi bulanan anggota? Yuk, mulai aja dulu dengan empat cara evaluasi kinerja tim untuk tiap individu ini! Evaluasi kinerja tim adalah hal krusial yang tidak bisa diabaikan oleh setiap leader agar timnya tetap produktif dan berkembang sesuai target.

Salah satu cara untuk melakukan evaluasi kinerja tim adalah dengan evaluasi performa masing-masing anggota. Hal ini sempat jadi kendala tersendiri, khususnya pas kebijakan WFH mulai diterapkan. Mau nggak mau, semua stakeholder perlu melakukan penyesuaian, termasuk evaluasi performansi berkala yang efektif dan terstruktur.

Namun sebetulnya, mau WFO atau WFH, parameter yang diperlukan nggak jauh berbeda, kok. Target utama karyawan toh adalah bisa memenuhi tugas-tugasnya sesuai periode dan skala yang sudah ditetapkan, kan? Maka dari itu, melakukan evaluasi dengan cara yang tepat akan membuat proses manajemen proyek jadi lebih mudah dan terukur.

Anyway, kalau Leader masih agak bingung gimana caranya membuat evaluasi kinerja tim masing-masing anggota dengan benar, Mincle coba bantu dengan beberapa referensi berikut, ya. Dengan metode yang tepat, Anda juga bisa mengoptimalkan penggunaan project management tools Indonesia sebagai alat bantu yang efektif, seperti Cicle, yang merupakan alternatif Trello yang powerful dan cocok untuk kebutuhan manajemen proyek di Indonesia.

Tetapkan Target yang Rasional

Tulisan ‘Goals’ di papan tulis di atas meja – © picpedia.org

Langkah paling awal adalah dengan menetapkan target tim yang dibagi untuk masing-masing anggotanya. Tanpa target yang jelas, evaluasi kinerja tim akan sulit dilakukan dengan efektif karena tidak ada tolok ukur yang bisa digunakan untuk menilai pencapaian.

Seperti contoh, tim B2B diminta bisa achieve revenue tahun ini 10 miliar. Jumlah account manager yang dipunya saat ini adalah 3 orang. Itu artinya, idealnya, masing-masing orang harus bisa achieve minimal 3,4 miliar per tahun. Dengan target yang spesifik ini, tiap anggota bisa lebih fokus dan termotivasi untuk bekerja maksimal.

Eits, tapi penetapan ini juga harus Leader pertimbangkan dengan matang. Pastikan bahwa target yang harus dipenuhi juga didukung situasi dan sumber daya yang mumpuni. Penetapan target ini bisa dilakukan dengan melihat tren penjualan di periode sebelumnya dan peluang atau situasi market saat ini agar target yang dibuat realistis dan masuk akal.

Kalau ternyata tahun lalu hanya bisa achieve 3 miliar per tahun dan tren market share tahun ini menurun, target tersebut bisa jadi ketinggian. Leader juga harus bisa membuat argumentasi dan justifikasi yang tepat kepada BoD terkait hal ini. Jangan sampai evaluasi kinerja tim jadi jelek karena memang sedari awal target yang ditetapkan nggak rasional dan tidak mempertimbangkan kondisi aktual di lapangan.

Buat OKR (Objectives and Key Results)

Illustrasi OKR

Begitu targetnya sudah ditetapkan, sekarang pastikan bahwa cara-cara yang dilakukan bisa tepat sasaran dan dapat diukur dengan jelas. Untuk itu, Leader bisa bikin OKR yang efektif. OKR adalah metode manajemen yang populer di berbagai perusahaan karena mampu menghubungkan tujuan dengan hasil yang terukur.

Tentunya, objective harus dibuat dengan konkret, berorientasi pada action, dan inspiratif. Setelah itu, key result-nya juga harus terukur, spesifik, punya batas waktu, dan bisa diverifikasi. Dengan OKR yang jelas, tim jadi tahu apa yang harus dicapai dan bagaimana cara mengukurnya.

Seperti contoh, tim punya objective meningkatkan brand awareness. Maka, beberapa key result yang bisa dilakukan adalah seperti berikut:

  • Buat postingan di feed Instagram 4 kali dalam seminggu,
  • Meningkatkan jumlah follower Instagram sebanyak 4.000 sampai akhir bulan,
  • Buat video di YouTube 2 kali seminggu,
  • Meningkatkan jumlah subscriber sebanyak 2.000 sampai akhir bulan.

Dengan OKR ini, performa anggota jadi lebih terarah, sehingga Leader mudah mengukur progres yang berjalan secara berkala dan memberikan feedback yang tepat waktu.

Gunakan Platform untuk Project Management

Logo Cicle

Platform project management seperti Cicle misalnya, akan membantu Leader untuk lebih gampang memantau pekerjaan masing-masing anggota tim. Cicle merupakan alternatif Trello yang sudah banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia karena menawarkan kemudahan dan fitur lengkap dengan antarmuka yang ramah pengguna.

Misal, tim kreatif punya target buat bikin iklan video yang harus beres di akhir bulan ini. Nah, Leader bisa bikin beberapa subtask lengkap dengan PIC atau job desc masing-masing anggota, mulai dari ideation, bikin script naskah iklan, pembuatan aset visual khusus, koordinasi dengan PH, dan lain-lain.

Dari situ, Leader bisa melihat di bagian mana pekerjaan terhambat — siapa anggota yang in charge, sudah sejauh apa progress yang dikerjakan, dan sebagainya. Leader pun bisa membuat catatan khusus tentang siapa-siapa saja yang sering terlambat, on time, atau bahkan menyelesaikan tugas itu beberapa hari sebelumnya. Dengan fitur lengkap tersebut, manajemen proyek jadi lebih mudah dan transparan.

Selain itu, Cicle juga menawarkan versi gratis yang sangat cocok untuk UKM atau startup yang mencari manajemen proyek gratis dengan fitur cukup lengkap tanpa biaya tambahan. Hal ini tentu sangat membantu bisnis yang ingin memaksimalkan efisiensi kerja tanpa harus mengeluarkan biaya mahal untuk software manajemen proyek.

Lakukan One on One Berkala

Pria dan wanita mengobrol di depan laptop – © negativespace.co

Ada banyak faktor yang mempengaruhi performa kinerja seorang anggota tim. Karena itu, Leader perlu bikin sesi yang lebih ‘intim’ dengan anggota melalui one on one secara berkala. Sesi ini bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi juga tentang mendengar hambatan yang dialami oleh anggota.

Di samping untuk mencari tahu bagaimana progress pekerjaan masing-masing anggota, cara ini juga jadi kesempatan agar Leader tahu hambatan atau situasi yang sedang dialami anggota secara pribadi. Anggota biasanya relatif sungkan kalau harus berbicara tentang kebutuhan atau kondisi personalnya di publik, sehingga cara ini bisa jadi fasilitas yang tepat untuk membangun komunikasi yang jujur dan terbuka.

One on one juga merupakan salah satu bentuk evaluasi mini. Karena lebih sering dilakukan, cara ini bisa pula memperbaiki performansi karyawan dengan lebih cepat sebelum evaluasi besar di akhir periode. Nggak cuma untuk tiap individu, evaluasi kinerja tim pun bisa dilakukan secara lebih cepat dan efektif sehingga tim bisa selalu beradaptasi dengan kebutuhan kerja yang dinamis.

Nah, itulah beberapa cara yang bisa Leader lakukan untuk evaluasi performa kerja anggota secara berkala. Dengan menetapkan target yang rasional, membuat OKR yang terukur, memanfaatkan project management tools Indonesia seperti Cicle sebagai alternatif Trello, dan melakukan one on one rutin, evaluasi kinerja tim bisa jadi lebih mudah, transparan, dan tentu saja produktif. Semoga membantu dan selamat mencoba!

Leave a Comment