Belajar dari Kesalahan Strategi Marketing ini Agar Bisnis Nggak Cepat Mati

Table of Contents

Setiap marketing strategy perlu pertimbangan dan perencanaan yang holistik dan matang agar nggak menimbulkan kerugian lebih besar di masa mendatang.

Bikin sebuah marketing strategy bukan hal yang gampang karena banyak faktor yang sangat dinamis, seperti tren dan permintaan pasar, algoritma media sosial, isu sosial dan politik, dan lain-lain. 

Karena itu, selain kreatif, kamu juga harus jeli saat nentuin langkah-langkah apa yang bakal diambil untuk memasarkan produk. Pasalnya, banyak yang jadi risiko saat kamu salah ambil strategi. Mulai dari miskomunikasi dengan audiens sehingga nggak dapet leads atau sales, reputasi perusahaan yang jelek, sampai boikot.

Beberapa brand besar global sekalipun pernah ngelakuin kesalahan fatal saat bikin suatu campaign dan program sebagai bagian dari marketing strategy mereka. Berikut adalah beberapa di antaranya yang bisa kamu jadikan pelajaran.

  1. Burger King

Source: bk.com

Tahun 2021 lalu, dalam rangka perayaan Women’s Day, Burger King justru dapet backlash. Bisnis yang berasal dari Miami ini bermaksud ngasih beasiswa buat para perempuan—program yang bagus, bukan?

Sayangnya, cara mereka bikin pengumuman itu kurang bijak. Lewat thread di Twitter, tweet pembuka mereka berisi: “Women belong in the kitchen”. 

Dari segi copy, kata-kata itu memang cukup menarik perhatian karena kontroversial (salah satu teknik bikin copy terutama headline yang menarik adalah dengan bikin statement yang seolah menentang atau mempertanyakan fakta). Namun, kesetaraan gender masih jadi isu yang cukup sensitif. 

Konten itu pun rame dan diserbu netizen karena seolah-olah Burger King mendukung diskriminasi gender. Padahal aslinya, thread tersebut juga menjelaskan soal program beasiswa buat perempuan yang mau kuliah dan ngejar mimpinya di culinary arts. 

Lesson learned: Jangan pakai topik sensitif untuk narik perhatian audiens. Selain itu, pertimbangkan sudut pandang orang lain pula—put yourself in customers’ shoes.

  1. Pepsi

Source: pepsi.com

Kamu pasti nggak asing dengan iklan yang menuai kontroversi luar biasa besar beberapa waktu lalu. Menggandeng model termahal Kendall Jenner, iklan itu akhirnya ditarik dari peredaran dalam waktu cukup singkat.

Iklan tersebut nunjukin orang-orang yang lagi long march dan bersiap untuk demo. Dalam video itu pun Pepsi kelihatan nunjukin diversity lewat berbagai ras dan agama aktor yang ikut demo. 

Singkat cerita, Jenner pun akhirnya ikut masuk ke dalam barisan dan maju sampai ke paling depan, berhadap-hadapan dengan tim polisi yang berjaga. Jenner lantas ngambil sekaleng Pepsi dan ngasih minuman itu untuk salah satu polisi. Awalnya ragu, si polisi akhirnya nerima dan tersenyum—para demonstran dan polisi lainnya jadi seakan hepi dan lega.

Pesan yang mau dibawa Pepsi sebetulnya adalah pesan perdamaian. Namun, situasi di Amerika Serikat khususnya saat itu cukup panas hingga muncul gerakan Black Lives Matter—masih ingat, kan? Iklan itu pun dinilai menyepelekan protes anti-kekerasan terhadap polisi yang jadi pencetus munculnya gerakan Black Lives Matter.

Lesson learned: Nggak perlu buru-buru bikin sesuatu hanya karena ngerasa momennya lagi “panas”—apalagi cuma supaya viral. Boleh-boleh aja bikin sesuatu karena lagi hype, tapi pastikan situasinya juga kondusif.

  1. American Airlines

Source: aa.com

Pada 1981, American Airlines ngeluarin AAirpass yang nawarin penerbangan first-class… unlimited. Penumpang hanya perlu bayar USD $250 ribu. Saat itu kondisi keuangan pihak maskapai cukup seret sehingga program tersebut diharapkan bisa ningkatin pendapatan.

Masalah mulai kelihatan saat ternyata orang-orang yang ikutan program ini ngelakuin penerbangan lebih banyak dibandingkan yang diprediksi. Hingga 2007, jutaan penerbangan gratis “terpaksa” dilakukan oleh American Airlines karena program tersebut dan berujung maskapai yang justru rugi besar.

Menanggapi ini, American Airlines akhirnya ngelakuin investigasi terhadap orang-orang yang sering bepergian tersebut. Hasilnya? Tentu aja menuai banyak kemarahan dan bahkan tuntutan hukum. Nggak berhenti di situ, mereka juga ngubah loyalty program jadi one-way system.

Semua keputusan yang diambil pihak American Airlines jadi backfire untuk mereka. Selain kredibilitas dan reputasi yang anjlok, kerugian secara materi juga nggak terhindarkan.

Lesson learned: Buat pertimbangan, perencanaan, dan proyeksi jangka panjang dari setiap langkah yang diambil secara cermat. 

Masih ada banyak failed marketing strategy lain yang dialami oleh brand-brand besar sekalipun. Karena itu, selalu pertimbangkan tiap strategi dari berbagai aspek dan pikirkan dampak jangka panjangnya alih-alih cuma ingin viral sesaat.

Leave a Comment