Ada dua gaya kepemimpinan yang dikenal setiap generasi, yaitu leader VS bos. Lalu, mana yang tepat bagi generasi milennial dan generasi Z?
Kita sering menyebut atasan sebagai bos dan pemimpin (leader) karena mengira dua-duanya sama. Padahal nyatanya, bos dan leader memiliki makna berbeda. Bos terkait dengan kata bossy yang artinya suka memerintah. Kesan ini tentu saja berbeda dengan leader yang dianggap memiliki makna positif.
Leader VS Bos
Dalam berbagai perspektif, bos biasanya berkaitan dengan seseorang yang memerintah dengan cara mendominasi. Sementara itu, leader atau pemimpin sering diartikan sebagai tindakan untuk mengajak orang lain mencapai satu tujuan dengan berjalan di depan atau di samping.
Dari definisi di atas aja, kita bisa simpulkan apa perbedaan dua istilah di atas. Untuk tahu mana yang lebih baik di antara keduanya, yuk kita lihat beberapa ilustrasi tentang gaya kepemimpinan bos dan leader berikut:
- Bos
Berdasarkan definisi di atas, menurut Mincle, bos cenderung semena-mena. Karena merasa memiliki kedudukan tinggi, fokus bos hanya pada diri sendiri dan perusahaan. Dia enggak akan peduli pada nasib atau kerja keras kita sebagai karyawan. Jika gagal, bos akan menyalahkan karyawan. Namun, sebaliknya, saat berhasil dia akan menganggap kesuksesan itu berkat kepemimpinannya.
Contoh pernyataan bos adalah:
“Minggu depan ada meeting dengan klien X, kalian handle proposal dan programnya. Pastikan isinya harus sesuai tujuan perusahaan, konsepnya seperti ini, dan selesaikan besok malam.” Bos memang menunjukkan garis besar tugas kita, tetapi dia enggak akan memberitahu bagaimana cara menyelesaikannya dan enggan berpartisipasi. Perannya hanyalah mengawasi.
Bos juga cenderung sulit menerima pendapat orang lain. Arogansi karena posisinya yang lebih tinggi membuat dia menganggap pendapatnya yang terbaik.
- Leader
Berbanding terbalik dengan bos, leader cenderung mengayomi. Orang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memposisikan diri mereka kayak rekan kerja. Bedanya, leader berperan besar dalam menahkodai tim untuk mencapai tujuan dan membuat perubahan. Kalau bos fokus pada hasil, pemimpin fokus pada perkembangan anggota timnya.
Jadi saat menugasi, leader akan bertanya dulu apa kamu sanggup menyelesaikannya atau enggak. Contoh pernyataan leader adalah:
“Minggu depan ada pitching dengan klien, apa kalian bisa menyelesaikan proposalnya? Nanti kita diskusi ya soal konsep, isi, dan formatnya di Cicle. Untuk sementara, kalian coba cari dulu proposal tahun lalu sebagai acuan.”
Terlihat berbeda kan dengan pernyataan ala bos tadi? Contoh di atas menunjukkan bahwa pemimpin juga ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide dan mendampingi tim selama bekerja. Jadi, jika suatu saat ada kendala, pimpinan tahu apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab penuh untuk cari solusi tepat.
Bagaimana, sudah tahu bedanya leader VS bos? Lalu, mana yang tepat menurut kamu? Setiap generasi pasti punya perspektif beda soal gaya leadership. Begitu pula dengan generasi milennial dan generasi Z. Lahir di zaman berbeda membuat masing-masing memiliki pandangan yang berbeda pula.
Gaya Kepemimpinan Tepat untuk Generasi Milennial dan Z
Sebelum membahas mana yang tepat untuk masing-masing generasi, ada baiknya kita paham apa itu milennial dan Z. Generasi milennial dipakai untuk menyebut orang-orang yang lahir pada awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an. Sementara itu, generasi Z adalah orang yang lahir di tahun 1995-an (pertengahan tahun 90-an) hingga tahun 2010-an.
Lahir di masa berbeda tentu membuat keduanya punya sudut pandang berbeda pula. Milennial lahir dan besar ketika teknologi tengah dikembangkan. Mereka juga sempat mengalami beberapa krisis ekonomi dan peristiwa bersejarah. Hal tersebut membuat generasi ini terlalu lelah dan tidak peduli pada masalah politik.
Mereka cenderung materialis dan memiliki tingkat kepedulian rendah pada sesama. Sementara itu, generasi Z lahir dan besar di masa perkembangan teknologi. Hal ini membuat mereka memiliki ruang lingkup belajar yang luas sehingga sudut pandangnya pun tak terbatas. Generasi Z cenderung lebih open minded dan vokal.
Berdasarkan penjabaran di atas, sudah terlihat kan mana gaya yang tepat untuk masing-masing generasi? Ya, karakter Milennial cenderung tepat dengan gaya leadership seorang bos, sedangkan generasi Z cenderung sejalan dengan pola pikir seorang leader.
Namun, bagaimanapun, menjadi leader tentu lebih bijaksana. Karena dalam dunia kerja, hal paling penting adalah loyalitas. Tanpa loyalitas dari karyawan, sebuah perusahaan akan mudah runtuh. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh gaya kepemimpinan bos. Bagaimana, apakah kamu setuju dengan pendapat Mincle?