Punya tim sibuk belum tentu tandanya sehat lho. Kalau sibuknya karena chaos, gimana? Kerjaan numpuk, meeting tiada akhir, tapi hasilnya? B aja. Pernah ngalamin?
Nah, lewat bukunya The Five Dysfunctions of a Team (2002), Patrick Lencioni ngebantu leader ngenalin “penyakit-penyakit” yang sering bikin tim nggak jalan mulus dari dalam. Mincle spill satu-satu, ya.
Piramida The Five Dysfunctions of a Team
1. Nggak Ada Trust (Absence of Trust)
Tanpa trust, anggota tim jadi ngerasa nggak aman satu sama lain. Akibatnya, mereka cenderung nutup-nutupin kelemahan, takut ngaku salah, dan enggan minta bantuan.
Solusi: Luangin waktu buat lebih kenal satu sama lain. Coba mulai dari ngobrol santai sebelum meeting, makan siang bareng, atau bikin aktivitas seru bareng tim.
2. Takut Berkonflik (Fear of Conflict)
Padahal, debat itu penting lho. Kalau semua cuma iya-iya aja, gimana bisa dapat solusi terbaik?
Solusi: Bikin kesepakatan bareng di awal, kalau beda pendapat itu bukan berarti ribut. Asal masih sopan, gaskeun debatnya!
3. Kurang Komit (Lack of Commitment)
Kalau komitmennya setengah hati, hasilnya pasti setengah jadi. Hal kayak gini muncul karena kurangnya komunikasi terbuka, atau karena tujuan tim yang nggak jelas dari awal.
Solusi: Nggak semua orang harus ikutan voting, tapi pastiin semua suara terdengar sebelum keputusan diambil.
4. Ngelak Soal Tanggung Jawab (Avoidance of Accountability)
Tanggung jawab itu ibarat pagar yang bikin semua anggota tim tetap berada di jalur yang benar. Kalau itu nggak ada? Deadline molor terus, kerjaan saling lempar, dan tiap kali ada masalah, bawaannya langsung defensif.
Solusi: Bikin ritme evaluasi. Nggak harus formal kok. Misalnya, tiap hari Jumat, sempetin ngobrol buat ngecek progres tim. Jadi, kalau ada yang mulai kendor, bisa cepet ketauan dan didorong bareng-bareng.
5. Saat Ego Lebih Penting dari Tim (Inattention to Results)
Sibuk ngejar pengakuan sendiri dan pilih main aman biar kelihatan “nggak salah”. Akhirnya, lupa kalau yang penting itu hasil tim, bukan cuma performa individu.
Solusi: Buat indikator kinerja yang ngeliatin hasil tim secara keseluruhan, bukan cuma pencapaian masing-masing orang. Misalnya, seberapa puas pelanggan, seberapa cepet proyek kelar, atau seberapa banyak kenaikan pendapatan tim.
Yuk, pelan-pelan atasi lima disfungsi ini, kalau kamu ngerasa nemuin itu di tim kamu!